Senin, 09 Februari 2015

LAPORAN PHPH

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT Nama : ERNITA BUTARBUTAR Tanggal : 09 Februari 2015 Nim : 05121007115 Asisten : 1. Aji Artanto Kelas : C 2. Pebrianta Tarigan Judul : Laba – Laba Predator 3. Anita Sari 4. Lilian Rizkie 5. Rezalina Indra P 6. Windy L.gaol 7. Andri Purnawan 8. Linda Sari Nilai : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musuh alami adalah mahluk hidup yang berguna untuk mengendalikan populasi hama. Tanpa adanya musuh alami ini, hama akan berkembang biak dengan cepat tanpa bisa dikendalikan. Keseimbangan antara musuh alami dengan hama, saat ini terganggu dengan penggunaan pestisida. Dengan penggunaan pestisida, baik hama maupun musuh alami menjadi musnah. Beberapa mahluk hidup yang sebelumnya bukan hama utama, akhirnya berkembang biak dan menjadi hama baru. Oleh karena itu pestisida harus dihunakan secara bijaksana. Ekosistem tanaman pangan, seperti padi,kedelai,jagung dan lain-lain keberadaan musuh alami cukup melimpah. Misalnya , komunitas artropoda predator (laba-laba dan serangga predator di ekosistem padi sngat kompleks dan berlimpah. Oleh karena itu, jenis-jenis artropoda predator tersebut perlu diinventaris agar dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk pengendalian hayati yang merupakan komponen utama pengendalian hama secara terpadu. Artropoda predator yang umum ditemukan adalah dari kelas Insecta dan Arachnida dengan total jumlah spesies 142. Dari kelas Insecta, spesies yang paling banyak ditemukan adalah spesies dari famili Carabidae (27 spesies) dan Staphylinidae . spesies), sedangkan dari kelas Arachnida, spesies yang paling banyak ditemukan adalah spesies dari famili Theridiidae (9 spesies) dan Lycosidae (8 spesies). Dengan demikian, artropoda predator di ekosistem persawahan cukup kompleks dan beranekaragam. Laba-laba merupakan salah satu musuh alami hama (predator), terutama terhadap serangga sehingga dapat berperan dalam mengontrol populasi serangga. Laba-laba adalah predator polifag sehingga berpotensi untuk mengendalikan berbagai spesies serangga hama. Laba- laba mampu menempati berbagai macam habitat sehingga bisa berpindah dari satu habitat ke habitat lainnya bila mengalami gangguan. Laba-laba predator juga berperan penting dalam menekan populasi hama padi. Laba-laba pemburu, seperti P. pseudoannulata yang merupakan predator utama yang memangsa wereng berbagai spesies, baik wereng coklat, hijau, zigzag, dan punggung putih. P. pseudoannulata mampu menyebabkan mortalitas wereng coklat hingga 100%. Pemangsa wereng coklat lainnya adalah C. arcuata dan V. lineata. C. arcuata selain memangsa wereng juga sering memangsa penggulung daun padi (Cnaphalocrocis medinalis) V. lineata merupakan predator polifag, serangga predator ini banyak ditemukan saat fase padi mulai berbunga. Pardosa pseudoannulata adalah laba-laba yang sangat aktif. Ini memburu mangsanya. Laba-laba dewasa biasanya ditemukan di dekat pangkal tanaman. Laba-laba ini lebih memilih wereng dan wereng sebagai mangsa. Laba-laba ini memakan 5 sampai 15 mangsa setiap hari. Pada kepadatan penduduk yang tinggi, mereka juga memakan satu sama lain. 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui contoh- contoh laba-laba predator. 2. METODOLOGI PRAKTIKUM 2.1. Waktu dan Tempat Praktikum Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015, pukul 10.00 WIB sampai selesai. Praktikum Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat dilaksanakan di Laboratorium Insektarium Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. 2.2. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) Jarum, 2) Kamera , 3) Tissu , 4) Mikroskop. Bahan yang digunakan adalah 1) Alkohol 70 % 2) Laba-laba predator. 2.3. Cara Kerja Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah: 1. Cari laba- laba yang berfungsi sebagai predator. 2. Masukkan laba- laba ke dalam botol cup. 3. Amatilah laba-laba ,lalu klasifikasikan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. HASIL Laba-laba srigala (Pardosa pseudoannulata) Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Upafilum: Hexapoda; Kelas: Arachnida Ordo: Araneae; Famili: Lycosidae Genus: Pardosa Spesies: Pardosa pseudoannulata Tetragnatha javana (Thorell) Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Upafilum: Hexapoda; Kelas: Arachnida Ordo: Araneae; Famili: Tetragnathidae Genus: Tetragnatha Spesies: Tetragnatha javana 3.2. PEMBAHASAN  Laba-laba srigala (Pardosa pseudoannulata) - Morfologi Pardosa pseudoannulata memiliki band ringan median bercabang atau berbentuk Y pada karapas. Margin sub-lateral memiliki pita putih longitudinal. Laba-laba jantan memiliki 4 sampai 5 band cahaya melintang di sisi dorsal perut, sedangkan perempuan memiliki 3 memanjang-bulat telur band cahaya dan sepasang bintik-bintik bulat. Selain itu, laki-laki telah diperbesar palps , ukuran betina dewasa : 8 mm dan jantan dewasa : 6 mm. Berwarna coklat hingga abu-abu. Pola hidup berburu pada malam hari,siang hari digunakan untuk bersembunyi diantara benda-benda berlumut dan membusuk. Laba-laba hidup di liang berpelindung dengan pintu keluar yang terbuka dan tanpa aksesoris. - Bioekologi Pardosa pseudoannulata adalah laba-laba yang sangat aktif. Ini memburu mangsanya. Laba-laba dewasa biasanya ditemukan di dekat pangkal tanaman. Laba-laba ini lebih memilih wereng dan wereng sebagai mangsa. Laba-laba ini memakan 5 sampai 15 mangsa setiap hari. Pada kepadatan penduduk yang tinggi, mereka juga memakan satu sama lain. Laba-laba betina sebanyak 200 hingga 400 telur di dalam kantung. Dari kantung ini, sekitar 60 sampai 80 spiderlings menetas. Spiderlings baru menetas tetap melekat pada perempuan selama beberapa hari. Betina tinggal 3 sampai 4 bulan. Dalam percobaan rumah kaca, laba-laba serigala diamati memiliki perilaku bersembunyi di bawah air. Hal ini dapat bersembunyi di bawah air dengan gelembung perak menutupi tubuh. Ini napas melalui film udara yang terjebak oleh rambut tubuh. Serigala laba-laba ditemukan di lahan basah yang baru diolah atau sawah lahan kering. - Daur hidup Laba-laba jantan menggoyangkan bagian mulutnya (yang tampaknya seperti kaki) untuk merayu betina. Setelah perkawinan, laba-laba betina menenun kantong telur yang disambungkan ke bagian belakang tubuhnya. Kantong ini dibawa ke mana-mana, juga saat berburu. Anak laba-laba yang menetas naik ke punggung induknya, yang mampu membawa 100 anak di punggungnya. Sesudah cukup besar, mereka turun dari induknya pada saat angin berhembus, mengangkat bagian belakang badannya, menenun sutera, dan ditiup angin ke tempat lain. - Hama yang diserang Memangsa hama wereng pada tanaman padi.  Laba-laba Tetragnatha javana - Morfologi Banyak jenis laba-laba pembuat jaring. Mata dan kaki laba-laba ini lemah, tidak mampu menangkap mangsa tanpa bantuan jaringnya. - Bioekologi Laba-laba ini menunggu dengan sabar. Bila ada serangga yang tertangkap di jaring, ia menggigit dan melumpuhkannya. Kadang-kadang langsung mengisap cairan, atau membungkus korban dengan sutera untuk dimakan kemudian. Jaringnya kuat, ada yang dapat menangkap burung kecil dan lebarnya lebih dari 10 meter. Tetapi ada juga jaring yang mudah robek. Ada laba-laba yang bersembunyi dalam daun terlipat. Keluar hanya bila ada getaran serangga yang terperangkap. Jenis lain menggunakan jaring yang sama selama beberapa minggu, menunggu di tengah-tengah jaringnya sepanjang hari. Jenis lain membuat jaring baru setiap malam. Jaring dimakan pagi-pagi, dan laba-laba bersembunyi sepanjang hari di bawah daun atau kulit pohon. - Daur hidup Jantan sering lebih kecil dari betina, dan bentuknya berbeda. Beberapa jantan menunggu di sudut jaring, mendekati betina dengan hati-hati agar tidak dimakan. Setelah kawin, betina membuat sarung berisi ratusan telur. Betina mati sebelum anaknya lahir. Anak-anak menenun payung sutera dan dibawa angin ke tempat baru. - Hama yang diserang Menyerang hama pada tanaman kakao dan tanaman persawahan. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum Laba – laba predator adalah sebagai berikut : 1. Musuh alami adalah mahluk hidup yang berguna untuk mengendalikan populasi hama. 2. Laba-laba merupakan salah satu musuh alami hama (predator), terutama terhadap serangga sehingga dapat berperan dalam mengontrol populasi serangga. Laba-laba adalah predator polifag sehingga berpotensi untuk mengendalikan berbagai spesies serangga hama. 3. Laba-laba predator juga berperan penting dalam menekan populasi hama padi. Laba-laba pemburu, seperti P. pseudoannulata yang merupakan predator utama yang memangsa wereng berbagai spesies, baik wereng coklat, hijau, zigzag, dan punggung putih. P. pseudoannulata mampu menyebabkan mortalitas wereng coklat hingga 100%. 4. Pardosa pseudoannulata adalah laba-laba yang sangat aktif. 5. Tetragnatha javana biasa ditemui di kakao dan sawah yang merupakan pembangun jaring-jaring dan termasuk dalam familyTetragnathidae. 4.2. SARAN Saran saya pada praktikum ini adalah pada pelaksanaan praktikum seharusnya lebih tertib dan jelas serta lebih teratur lagi, karna tidak semua praktikan ikut aktif dalam melakuakan praktikum, jadi terkadang tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan. Kepada kakak asisten sebaiknya mengarahkan para praktikan agar lebih terarah lagi dalam melakukan praktikum.